Senin, 20 April 2015

Justru Dalam Kelemahan, Aku Kuat


Ketika kita melihat orang sakit keras, apa pandangan kita? Mungkin ada pandangan positif atau ada juga pandangan negatif mengapa orang bisa mengalami sakit keras.
Adapun pandangan negatifnya:
  1. Orang itu sakit karena dosanya. Karena selama hidupnya berbuat jahat, makanya dia sakit.
  2. Orang itu sakit karena dia tidak bisa menjaga diri. Dia selalu tidur pagi dan tidak pernah makan yang bergizi, tidak pernah makan buah dan lain sebagainya.
  3. Orang itu sakit karena banyak menyimpan akar pahit atau kebencian terhadap seseorang.
Adapun pandangan positifnya:
  1. Allah punya rencana indah buat hidupnya( Roma 8:28).
  2. Penyakit itu diberikan supaya orang dapat melihat kemuliaan Tuhan lewat itu semua.
  3. Penyakit itu diberikan sebagai ujian untuk bertumbuh imannya pada Tuhan.
Apapun pandangan orang baik positif atau negative, mari kita lihat jawaban Kekristenan tentang orang yang sakit keras dan tidak disembuhkan, bukan berarti Tuhan jahat tapi Tuhan punya rencana untuk orang tersebut.
Siapa yang tidak mengenal tokoh-tokoh ini, mereka sakit tetapi Tuhan tidak memberi kesembuhan penuh kepada mereka karena Tuhan mempunyai suatu rencana untuk mereka, bahkan untuk orang lain yang melihat kehidupan mereka.

Fanny Crosby,
Fanny_Crosby Artikel Kristen
penulis lagu-lagu hymn, bagaimana keadaannya saat menulis lagu-lagu itu? Fanny Crosby adalah seorang wanita Kristen yang tangguh, betapa tidak pada awal kelahirannya Fanny lahir dengan keadaan sehat, tidak buta, dan tidak cacat. Tapi apa yang terjadi kemudian, Fanny sakit demam dan dr memberi obat salah padanya sehingga mengakibatkan kebutaan pada matanya. Apakah Fanny beranggapan Tuhan jahat? Tidak, justru Tuhan baik dan sayang padanya, makanya dia bisa menuliskan lagu ini, di tengah kelemahannya Fanny menyatakan kemuliaan Allah.




Nick Vujicic,
Nick Vujicic Artikel Kristen
dia adalah seorang motivator yang sangat luar biasa. Siapa dia? Nick adalah seorang anak yang lahir dari keluarga Kristen, saat lahir, sang ibu harus mengalami kesakit hatian yang sangat dalam karena menyadari bahwa anaknya cacat.
Nick lahir dengan kedua tangan buntung, dan kakinya pendek sebelah dan secara manusia Nick merasa sangat sedih, tapi apakah Nick menyalahkan Tuhan? Tidak, dia bisa menerima kenyataan walaupun dia cacat dan kecacatannya dipakai oleh Tuhan, untuk menjadikannya mandiri dan dipakai Tuhan untuk memberkati banyak orang melalui kesaksiannya.
Ralph Tan,
seorang Singapura, dia adalah seorang yang sehat, dia menikah dengan  Alice, di hongkong. Setelah umur pernikahannya yang baru seumur jagung, Ralph harus mendapat vonis dimana dia menderita kanker telinga, dan tidak ada kesembuhan. Makin menjalani pengobatan, kondisi Ralph makin menyedihkan, dia tidak bisa makan, minum, dan semuanya sakit, akan tetapi Tuhan memakai kesakitannya untuk menjadi kemuliaan Tuhan. Dalam keadaan seperti itu, Ralph tidak menyalahkan Tuhan dan justru ia masih sempat memberitakan Injil kepada keluarganya.Walaupun pada akhirnya, Ralph mati karena penyakitnya tapi nama Tuhan dimuliakan.( film rohani love never fails, kisah asli)
Dari begitu banyak contoh-contoh yang penulis kemukakan, mereka adalah orang yang mengalami keterbatasan fisik, tapi justru dalam hal itu Tuhan memakai untuk menjadi alat kemuliaanNya.
Siapa yang tidak mengenal Paulus? Paulus ( nama awalnya adalah Saulus). Saulus awalnya adalah seorang murid dari guru besar Gamaliel dan ia adalah seorang penganiaya murid Kristus. Pada satu kali Saulus ditangkap oleh Tuhan di damsyik dan apa yang terjadi? Ada suara dari langit mengatakan,” Saulus, Saulus, mengapa engkau menganiaya Aku?” dan cahaya begitu hebat sampai Saulus mengalami kebutaan selama 3 hari.( kis 9:1-9).
Setelah itu Saulus bertobat dan menjadi anak Tuhan, sejak saat itu Saulus mengganti namanya dengan Paulus. Setelah ditangkap oleh Tuhan, Paulus( nama pertobatannya) mengalami perubahan yang luar biasa. Dia menjadi pekerja Tuhan memberitakan Injil.
Dalam pelayanannya sebagai pemberita Injil, Paulus banyak kali mengalami kesusahan, penderitaan, dia juga pernah mengalami keram kapal, dipenjara, dan lainnya hanya karena memberitakan Injil Kristus, bahkan dia sempat mengalami “duri dalam daging”. Alkitab mencatat duri dalam daging dalam 2 Kor 12 adalah utusan Iblis yang menggocohnya, dia meminta Tuhan untuk utusan Iblis itu mundur tetapi jawaban Tuhan sangat menyedihkan. Mengapa? Karena dikatakan,” Cukuplah kasih karuniaKu bagimu…” tapi kalimat itu tidak sampai disitu, dilanjutkan dalam ayat 9b” justru dalam kelemahanlah kuasaku menjadi sempurna.”
Paulus memohon kepada Tuhan supaya Tuhan mencabut duri dalam dagingnya, tapi Tuhan tidak mencabutnya, bukan karena Tuhan jahat akan tetapi justru dalam kelemahanlah, kuasa Tuhan menjadi sempurna. Dalam kelemahanlah, aku kuat karena Tuhan memampukan kita melewati semua itu.
Saat ini, apa duri dalam daging yang kita alami? Kesedihan? Sakit? Susah? Jangan kuatir, ingat mungkin Tuhan tidak menyembuhkan kita sampai saat ini, bukan karna Tuhan jahat melainkan ada rencana Tuhan yang ingin Tuhan tunjukkan kepada kita. Dan justru dalam kelemahan itulah kita menjadi kuat karena Tuhan menopang kita. Amin.

Kesaksian: Yesus mengasihi umat Muslim!

Mencari Kehendak-Nya (I) – Menghadapi Tantangan dan Ujian


Khotbah Bpk. Paul Zacharia 

Prolog:

Tantangan dan ujian adalah bagian kehidupan yang integral.
Terutama di tengah masyarakat yang sedang sakit parah seperti kita.
Tak ada manusia bisa bebas, atau menganggap diri bebas dari tantangan – apalagi krisis kita semakin kompleks dan terus mengalami eskalasi  Masalahnya – kita sering menganggap cara Tuhan mengentaskan kita harus terjadi dalam kaidah atau perspektif waktu kita.
Bila sudah lewat batas kesabaran, bila sudah lewat durasi yang normatif – sesuai ekspektasi wajar – kita menganggap Tuhan sudah tidak menjawab doa kita.
Daud menunjukkan pengalamannya yang menarik tentang mencari kehendakNya saat menghadapi Tantangan dan Ujian.

II Sam. 5:17  Ketika didengar orang Filistin, bahwa Daud telah diurapi menjadi raja atas Israel, maka majulah semua orang Filistin untuk menangkap Daud. 
Tetapi Daud mendengar hal itu, lalu ia pergi ke kubu pertahanan.

II Sam. 5:18  Ketika orang Filistin itu datang dan memencar di lembah Refaim,
bertanyalah Daud kepada TUHAN: “Apakah aku harus maju melawan orang Filistin itu? Akan Kauserahkankah mereka ke dalam tanganku?”

TUHAN menjawab Daud: “Majulah, sebab Aku pasti akan menyerahkan orang Filistin itu ke dalam tanganmu.”

II Sam. 5:20  Lalu datanglah Daud di Baal-Perasim dan memukul mereka kalah di sana. Berkatalah ia: “TUHAN telah menerobos musuhku di depanku seperti air menerobos.” Sebab itu orang menamakan tempat itu Baal-Perasim.

II Sam. 5:21  Orang Filistin itu meninggalkan berhalanya di sana, lalu Daud dan orang-orangnya mengangkatnya.

II Sam. 5:22  Ketika orang Filistin maju sekali lagi dan memencar di lembah Refaim, maka bertanyalah Daud kepada TUHAN, dan Ia menjawab:

Janganlah majutetapi buatlah gerakan lingkaran sampai ke belakang mereka, sehingga engkau dapat menyerang mereka dari jurusan pohon-pohon kertau.

II Sam. 5:24  Dan bila engkau mendengar bunyi derap langkah di puncak pohon-pohon kertau itu, maka haruslah engkau bertindak cepat,

sebab pada waktu itu TUHAN telah keluar berperang di depanmu untuk memukul kalah tentara orang Filistin.”

II Sam. 5:25  Dan Daud berbuat demikian, seperti yang diperintahkan TUHAN kepadanya, maka ia memukul kalah orang Filistin, mulai dari Geba sampai dekat Gezer.

3 Hal Tentang Tantangan
& Ujian:

1. Tantangan sering justru datang setelah Sukses: Pengepungan yang dialami Daud, adalah setelah ia mengalami kejayaan merebut Yerusalem, mendirikan istana dengan bantuan Hiram, raja Tirus, bahkan menambah koleksi istri dan gundiknya. 2 SAM 5:10-16. Daud baru saja menaklukkan Yerusalem dan menahbiskannya sebagai Kota Daud. Dia sedang ada dalam puncak kejayaan, the pinnacle of a King’s success. Tiap kita harus berwaspada bahwa suatu sukses justru sering mengundang atensi iblis untuk menjatuhkan kita lewat berbagai cara. Tak terhitung banyaknya Pemimpin Rohani besar yang jatuh justru saat ada di puncak kejayaannya. Ingatkah bahwa Daud jatuh dalam dosa dengan Betseba justru karena ia menikmati kenyamanan kesuksesan. (2Sa 11:1)  Pada pergantian tahun, pada waktu raja-raja biasanya maju berperang, maka Daud menyuruh Yoab maju beserta orang-orangnya dan seluruh orang Israel. Mereka memusnahkan bani Amon dan mengepung kota Raba, sedang Daud sendiri tinggal di Yerusalem.
(2Sa 11:2)  Sekali peristiwa pada waktu petang, ketika Daud bangun dari tempat pembaringannya, lalu berjalan-jalan di atas sotoh istana, tampak kepadanya dari atas sotoh itu seorang perempuan sedang mandi; perempuan itu sangat elok rupanya. 
Biasanya saat-saat itu raja-raja maju berperang, tapi Daud memilih tinggal di Yerusalem. Satu iseng kecil di suatu sore, mengantarkan kejatuhan seluruh dinastinya. Ia lupa, tantangan sering justru datang setelah suatu sukses.

2.      ‘Suksesmu bukan yang Pertama, Kegagalanmu bukan yang Terakhir’ (P.Octavianus) Seberat-beratnya sukses itu dicapai, sangat mungkin masih akan ada sukses lain yang menyusul. Sehebat-hebatnya kita mengatasi suatu kegagalan, masih sangat mungkin kita gagal lagi. Karena hidup adalah seri perjuangan tiada henti yang membutuhkan kemenangan tiada henti. Daud mengalami pertempuran bahkan sejak belum menjadi prajurit. Dia biasa bergulat dengan binatang buas yang mau menerkam dombanya. His life is full with battles. Seberapa sering dia menang, tidak membuatnya bebas dari peperangan. Seberapa berpengalaman setiap orang, tak ada yang menjamin dia tidak bisa gagal lagi.

3. Dalam pertolonganNyapun, tetap kitalah yang berperang, Tuhan hanya mendampingi & menguatkan: Tuhan tidak akan menolong orang yang malas dan tidak proaktif mengatasi masalahnya sendiri. Tidak ada pembebasan dari suatu keterbelengguan yang digratiskan, tanpa kontribusi iman kita. Perhatikan dalam dua kali pertempuran tadi, walaupun Tuhan memberi petunjuk dan bahkan menurunkan ‘pasukan surga-Nya’, Ia tetap meminta Daud yang maju secara fisik dan berhadapan sendiri dengan musuhnya. Perhatikan saat Yesus menyembuhkan orang-orang, Ia mengatakan: ‘ImanMU telah menyembuhkan engkau’!

2 Cara Tuhan Mendampingi: Instan atau Delayed?

1. Ba’al Perazim: (ay.17-21) =‘Lord of Breaches’ – Tuan Penerobosan/ Penerobosan Unggulan, Utama.

Cara Tuhan menolong Daud dalam pengepungan Filistin pertama adalah Konfrontatif – Agresif – MENEROBOS! Bahkan dikatakan seperti ‘air menerobos’. Air memiliki daya bongkar yang luar biasa, daya fleksibilitas yang luar biasa, tak ada celah yang tak dapat dimasuki. Kalau ada suatu kerusakan dam atau kebocoran kapal selam, terjadinya tidak perlu lewat lubang yang besar. Bahkan celah sehalus rambutpun dapat ditembus air untuk membuka jalan terhadap desakan dan daya perusak yang lebih dahsyat! Daud mungkin mengenang kemenangan-kemenangan spekatulernya dengan tulisannya Maz 71:16  Aku datang dengan keperkasaan-keperkasaan Tuhan ALLAH, hendak memasyhurkan hanya keadilan-Mu saja!

Ini cara Tuhan menolong yang instan dan tegas. Tak ada penundaan, tak ada waktu dibuang. Semua terjadi dengan segera, bahkan berhala unggulan musuhpun sampai dapat disita oleh Daud! (2 Sam 5:21) Suatu kemenangan yang diidamkan kita semua. Kuasa Tuhan memang mampu mengubahkan suatu situasi dengan sekejap. Tapi tidak semua pertempuran akan selesai dengan begitu menyenangkan.

2. Pohon Kertau/ Murbei: (ay.22-25)

Kertau = ‘Ba’ka’ = ‘weeping, menangis’. Pohon ini dahannya menjuntai ke bawah seperti orang berduka, sehingga disebut dengan Weeping Mulberry. Pohon ini menjadi lambang derita/airmata. Pohon ‘kertau’ ini bernama sama dengan yang ada di
Maz 84:6 Apabila melintasi lembah Baka, (valley of tears) mereka membuatnya menjadi tempat yang bermata air; bahkan hujan pada awal musim menyelubunginya dengan berkat.
Cara Tuhan menolong Daud dalam pengepungan Filistin yang kedua samasekali berbeda. Bila tadinya dengan langsung konfrontatif, agresif dan final, sekarang dengan cara mengitari, dan MENANTI SUARA ‘derap langkah di puncak pohon-pohon kertau.’ Tak ada gegap gempita! Yang ada hanya ketaatan penuh dan kepekaan mendengar desau derap suara tentara Surga di atas pohon!
Tidak masalah bila demi kemenangan harus lewat keprihatinan dan Air Mata, karena kelak di sana akan terbit Mata Air darimana akan mengalir air kehidupan!

6 Kiat Hadapi Ujian Dan Tantangan

1. MELAKUKAN PERSIAPAN PRIBADI: 2 Sam 5:17a

Tetapi Daud mendengar hal itu, lalu ia pergi ke kubu pertahanan.

Sebelum lakukan yang lain, Daud berkonsolidasi, menganalisa sikon dengan asisten-asistennya. Setiap tantangan harus dihadapi dengan realistis, harus ada penggalian data dan fakta. Tidak bisa hanya mengandalkan asumsi, iman dan ‘Haleluya’. Orang yang akan membangun menara harus menghitung anggarannya. Semua tantangan adalah pr kita untuk diurusi secara maksimal. Do Your Best and God Will Do the Rest!

2. MENCARI KEHENDAK TUHAN: 2 Sam 5:19

II Sam. 5:18  Ketika orang Filistin itu datang dan memencar di lembah Refaim,
bertanyalah Daud kepada TUHAN:

Daud tidak mengandalkan suksesnya dalam peperangan-peperangan lalunya. Juga saat merebut Yerusalem sebelumnya. Dia mencari kehendak Tuhan dalam situasi genting. Tantangan hidup harus dihadapi dengan mencari bisikan ilahi, baik melalui pembacaan Firman, pendampingan senior/ mitra rohani kita dan berbagai cara lain. Ini adalah rahasia sukses Daud, dan semua orang kudusNya dari berbagai abad dan tempat. Pergumulan kita pribadi dengan Firman Tuhan tidak dapat diganti dengan bentuk pelayanan apapun yang kita lakukan untukNya. Kerinduan mencari suaraNya harus mendarah daging bersenyawa dengan eksistensi kita.

Amo 5:4  Sebab beginilah firman TUHAN kepada kaum Israel: “Carilah Aku, maka kamu akan hidup!

3. MENGAKUI SUKSES DARI TUHAN:

II Sam. 5:20  Lalu datanglah Daud di Baal-Perasim dan memukul mereka kalah di sana. Berkatalah ia: “TUHAN telah menerobos musuhku di depanku seperti air menerobos.”

Daudlah yang memukul kalah musuhnya, tapi menyerukan/ menyaksikan bahwa Tuhanlah yang menerobos. Tak ada claim kemenangan ataupun pemuliaan diri. Semua keberhasilan kita adalah karena Tuhan yang memberinya kepada kita. Kadang kita sulit untuk mengungkapkan hal ini, karena setelah suatu sukses, dalam lubuk hati kita ada suara lain yang mengatakan: ‘hey, I’m good’ Kita juga mungkin saja mengakui sukses datang dariNya, tapi hanya dalam hati. Dalam kasus ini ‘BERKATALAH DAUD’ – Dia bersaksi tentang pertolongan Tuhan secara terbuka.

Yes 26:12  Ya TUHAN, Engkau akan menyediakan damai sejahtera bagi kami, sebab segala sesuatu yang kami kerjakan, Engkaulah yang melakukannya bagi kami.

4. MENGANDALKAN TUHAN TIAP KALI:

II Sam. 5:22  Ketika orang Filistin maju sekali lagi dan memencar di lembah Refaim, maka bertanyalah Daud kepada TUHAN…

Daud tidak gegabah menganggap pengepungan Filistin kedua kali dapat dihadapi dengan sama seperti sebelumnya. Perhatikan bahwa lokasi pengepungan tetap sama, musuh juga sama. Tentunya kecenderungan kita akan memilih menghadapi dengan cara yang sama. Paling-paling karena kali ini Filistin pasti lebih banyak, maka Daud bisa saja menambah juga jumlah pasukannya. Namun dia tidak gegabah ingin mengulang suksesnya dengan cara yang sama. Dengan penuh kerendahan hati ia datang lagi untuk bertanya. Berapa banyak kalipun kita menuai sukses, tak ada alasan untuk mengecualikan Tuhan dari apapun juga. Jangan sampai pengalaman kita sampai diandalkan untuk menghandle suatu sikon yang sama/ mirip. Dia rindu melanjutkan pertolongannya, setiap kali kita meminta!

Yer 31:3  Aku mengasihi engkau dengan kasih yang kekal, sebab itu AKU MELANJUTKAN KASIH SETIA-KU KEPADAMU.

5. MENAATI INSTRUKSI – MENAHAN DIRI

II Sam 5:23  maka bertanyalah Daud kepada TUHAN, dan Ia menjawab: “Janganlah maju, tetapi buatlah gerakan lingkaran sampai ke belakang mereka, sehingga engkau dapat menyerang mereka dari jurusan pohon-pohon kertau.

II Sam 5:24 Dan bila engkau mendengar bunyi derap langkah di puncak pohon-pohon kertau itu, maka HARUSLAH ENGKAU BERTINDAK CEPAT, SEBAB PADA WAKTU ITU TUHAN TELAH KELUAR BERPERANG DI DEPANMU untuk memukul kalah tentara orang Filistin.”

Betapa surprisenya Daud mendengar jawabanNya! Satu instruksi yang akan sangat tak populer untuknya! Apalagi untuk semua jendral dan pasukannya! Mengapa kemenangan yang lalu tidak dapat diulangi, menerobos dengan gagah perkasa? Daud harus berubah strategi total menghadapi pengepungan kali ini. Bukan jumlah pasukan yang lebih banyak – untuk menangani musuh yang pasti lebih banyak! Bukan alat-alat atau strategi yang nampak jitu, cerdik dan mewah.

Yang dibutuhkan adalah ketaatan pada permintaan yang mustahil dan irasional: menanti suara derap di atas pohon!

Mungkin sekali pasukan dan para panglimanya berpikir: Sedangkan dahan pohon murbei/ kertau itu sudah menjuntai lemah ke bumi, bagaimana mungkin ia ‘menahan derap suatu barisan?’

Daud harus bisa membuat pasukannya taat dan melakukan tugas ‘berat’ ini.

Yang dilakukan adalah mengepung pasukan Filistin dalam perlindungan pohon=pohon murbei… Pasukannya lebih terlatih mengayunkan pedang daripada duduk dan diam-diam!

Tuhan tidak selalu menolong kita dengan terobosan-terobosan mujizat yang menghebohkan. Tuhan sering mengajak kita masuk dalam kerendahan hati, keprihatinan doa dan penantian yang sabar dan tekun akan jawabanNya.

Untuk bisa membedakan desir angin di atas pohon dengan suara derap langkah pasukan Surga tentu bukan urusan sederhana!

Pasti dibutuhkan ketenangan dan kewaspadaan menanti sign yang ‘audible’ itu. Semua kesibukan dan kegaduhan hidup kita bisa meredupkan bisikan-bisikan halus Tuhan dalam mengarahkan dan mendampingi perjuangan kita menghadapi tantangan kehidupan. Terutama tantangan yang nampaknya biasa-biasa saja. Berwaspadalah bila dalam hati ada pikiran: I can handle this one. I did it before.

6. MENUNTASKAN TUGAS: 2 Sam 5:25

II Sam. 5:25  Dan Daud berbuat demikian, seperti yang diperintahkan TUHAN kepadanya, maka ia memukul kalah orang Filistin, mulai dari Geba sampai dekat Gezer.

Sekali lagi tampak, bahwa pertempuran tetap harus kita selesaikan, setelah Tuhan memberi sign/ restuNya! Tidak ada kemenangan cuma-cuma! Harus ada perebutan atas lahan musuh yang sudah dibuka Tuhan. Perjuangan dalam kehidupan harus dituntaskan sampai selesai. Ingat bagaimana Daud mengalahkan Goliat? Memang batu katepelnya diarahkan Sang Tangan sehingga tepat mengenai dahi Goliat, tapi dia harus memastikan Goliat tidak hanya pingsan!

1 Sam 17:51 Daud berlari mendapatkan orang Filistin (Goliat) itu, lalu berdiri di sebelahnya; diambilnyalah pedangnya, dihunusnya dari sarungnya, lalu menghabisi dia.

Resume: 6 Kiat mengatasi Tantangan dan Ujian Kehidupan:

1.      MELAKUKAN PERSIAPAN PRIBADI

2.      MENCARI KEHENDAK TUHAN

3.      MENGAKUI SUKSES SEBAGAI KARYA TUHAN

4.      MENGANDALKAN TUHAN TIAP KALI

5. MENAATI INSTRUKSI – MENAHAN DIRI

6. MENUNTASKAN TUGAS

Pada akhirnya perjuangan mengatasi tantangan memang merupakan proses untuk menjadi makin dewasa! Tuhan tidak membuat hidup mudah, karena kemudahan dan kenyamanan tidak pernah membuat orang menjadi kuat dan tangguh. Tapi ada keindahan dalam ketidaknyamanan: Dia berjanji akan mengubah Lembah Air Mata menjadi Mata Air! Maz.84:6

Hanya kesulitan yang akan memunculkan generasi pemercaya yang andal.

Generasi yang akan disempurnakan, dalam upayanya menjadi lebih serupa Kristus!

Yak. 1:2  Saudara-saudaraku, anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan,

Yak. 1:3  sebab kamu tahu, bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan.

Yak. 1:4  Dan biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang, SUPAYA KAMU MENJADI SEMPURNA DAN UTUH DAN TAK KEKURANGAN SUATU APAPUN.

Pernahkah anda bertanya; Untuk apa sih hidup saya ini? Mengapa saya dilahirkan di dunia ini? Apakah anda pernah memikirkan, adanya diri anda di dunia ini atas permintaan siapa? Diri anda sendiri? Atau orang tua anda? Pernahkah anda meminta kepada Sang Pencipta agar menciptakan anda dengan cara dilahirkan di dunia ini? Apakah sebelum dilahirkan dulu anda bisa memilih orang tua anda? Dilahirkan di negara tertentu? Mohon renungkan sejenak pertanyaan-pertanyaan di atas.

Untuk apa saya hidup didalam dunia ini?

Lalu siapakah yang menghendaki agar kita mengalami kehidupan di dunia ini? Setelah merenungkan pertanyaan-pertanyaan diatas, saya hampir yakin sebagian besar saudara pasti menjawabnya, “Tuhanlah yang menghendaki saya hidup di dunia ini. Tuhanlah yang menciptakan saya.” Sebagai orang Kristen kita semua pasti yakin bahwa Tuhanlah yang menciptakan kita, yang menghendaki agar kita hidup di dunia ini.
Kejadianku dasyat dan ajaib artikel kristen

Di dalam Mazmur 139:13-16 dikatakan :

139:13Sebab Engkaulah yang membentuk buah pinggangku, menenun aku dalam kandungan ibuku.
139:14Aku bersyukur kepada-Mu oleh karena kejadianku dahsyat dan ajaib; ajaib apa yang Kaubuat, dan jiwaku benar-benar menyadarinya.
139:15Tulang-tulangku tidak terlindung bagi-Mu, ketika aku dijadikan di tempat yang tersembunyi, dan aku direkam di bagian-bagian bumi yang paling bawah;
139:16mata-Mu melihat selagi aku bakal anak, dan dalam kitab-Mu semuanya tertulis hari-hari yang akan dibentuk, sebelum ada satupun dari padanya.
Ayat 13 – 16a mengatakan bahwa Tuhanlah yang membentuk atau menciptakan kita, Dia melihat kejadian kita mulai awal sampai kita dilahirkan. Lalu ayat 16b mengatakan bahwa hari-hari yang akan kita lalui sudah ditulis atau ditentukan oleh Pencipta kita.
Disaat kita menyadari hal ini, sesungguhnya kita tidak boleh merasa BERHAK apapun atas kehidupan kita, sebab kita tidak menciptakan hidup ini. Keberadaan kitapun juga bukan karena kita mau, tetapi Tuhan yang menghendakinya.
Atas dasar ini, patut bagi kita mempersoalkan apa yang dikehendaki Dia yang menciptakan dan memberikan kehidupan ini, bukan apa yang kita kehendaki. Patut bagi kita untuk menanyakan kepada Sang Pencipta kita, apa yang Dia mau didalam kehidupan kita. Tuhan menghendaki agar manusia hidup HANYA untuk melakukan keinginan-Nya.
Banyak orang merasa berhak memiliki hidup ini, mereka merasa berhak menjalani hidup ini sesuai dengan keinginan dan pemahamannya sendiri. Bahkan dalam kesesatannya ia merasa bahwa Tuhan berkewajiban menyukakan hatinya. Tak terkecuali orang kristen, bahkan banyak orang yang menamakan dirinya orang percaya berdoa kepada Tuhan untuk memenuhi keinginan duniawi mereka.
Lalu bagaimana kita mengetahui kehendak Tuhan atas hidup kita? Untuk ini kita harus belajar mengenal siapa diri Tuhan dan apa yang disukai-Nya. Sebagai makhluk ciptaan kita harus bisa menempatkan diri secara benar. Kita harus mengerti apa yang dikehendaki oleh Pemilik kehidupan ini. Memahami apa yang dikehendaki Pemilik kehidupan ini adalah hal paling utama dan penting dalam hidup ini. Kiranya kita dijauhkan dari sikap seperti Lucifer, ia lupa atau tidak sadar bahwa keberadaannya hanya oleh karena Allah semesta alam yang menciptakannya. Tentu ia diadakan hanya untuk Penciptanya. Seharusnya ia tidak boleh memiliki agendanya sendiri. Ia harus tunduk kepada agenda Tuhan. Rupanya ia mau memuaskan keinginannya sendiri. Dalam Alkitab dikatakan didapati kecurangan dalam dirinya. Ia merasa bahwa Allah tidak berhak atas dirinya.
Pribadi yang berpikir bahwa Allah tidak berhak atas hidupnya akan nampak dari sikap hidupnya yang mengingini segala sesuatu untuk kepuasan dirinya (Yakobus 4:1-4). Orang-orang seperti ini berarti bersahabat dengan dunia. Mereka adalah orang-orang yang berkhianat kepada Tuhan. Menjadi musuh Allah.
Yakobus 4:1-4
4:1Dari manakah datangnya sengketa dan pertengkaran di antara kamu? Bukankah datangnya dari hawa nafsumu yang saling berjuang di dalam tubuhmu?
4:2Kamu mengingini sesuatu, tetapi kamu tidak memperolehnya, lalu kamu membunuh; kamu iri hati, tetapi kamu tidak mencapai tujuanmu, lalu kamu bertengkar dan kamu berkelahi. Kamu tidak memperoleh apa-apa, karena kamu tidak berdoa.
4:3Atau kamu berdoa juga, tetapi kamu tidak menerima apa-apa, karena kamu salah berdoa, sebab yang kamu minta itu hendak kamu habiskan untuk memuaskan hawa nafsumu.
4:4Hai kamu, orang-orang yang tidak setia! Tidakkah kamu tahu, bahwa persahabatan dengan dunia adalah permusuhan dengan Allah? Jadi barangsiapa hendak menjadi sahabat dunia ini, ia menjadikan dirinya musuh Allah.
Dunia adalah umpan yang digunakan Iblis untuk menjerat manusia agar tidak berbakti kepada Allah. Memang kita hidup di dunia, tapi hendaklah kita tidak terikat dengan dunia ini.
Dalam Lukas 4:5-8, dikatakan dunia ini sudah milik iblis, dan iblis akan memakainya untuk menjauhkan umat manusia dari rencana Allah yang semula. Sangat bersyukur kita mengenal teladan seperti Tuhan Yesus yang taat dan setia akan panggilan Allah untukNya selama masa pelayanannya di dunia.
4:5Kemudian ia membawa Yesus ke suatu tempat yang tinggi dan dalam sekejap mata ia memperlihatkan kepada-Nya semua kerajaan dunia.
4:6Kata Iblis kepada-Nya: “Segala kuasa itu serta kemuliaannya akan kuberikan kepada-Mu, sebab semuanya itu telah diserahkan kepadaku dan aku memberikannya kepada siapa saja yang kukehendaki.
4:7Jadi jikalau Engkau menyembah aku, seluruhnya itu akan menjadi milik-Mu.”
4:8Tetapi Yesus berkata kepadanya: “Ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!”
Dalam kenyataannya hari ini banyak orang merasa berhak memiliki hidupnya dan menaruh berbagai keinginan dalam dirinya tanpa memedulikan Tuhan yang memiliki hidup ini.
Dalam penciptaan atas kita masing-masing Allah pasti memiliki agenda yang spesifik untuk diri kita sendiri. Agenda Tuhan itulah yang seharusnya kita perdulikan dengan serius, dan kita tidak boleh memiliki agenda sendiri. Orang yang mengumbar segala keinginan dalam dirinya adalah orang yang merasa berhak memiliki agenda sendiri. Orang seperti ini sebenarnya berstatus pemberontak. Mereka hidup di dunia hanya memenuhi dengan segala kegiatan yang berasal dari agendanya sendiri. Ini adalah kesalahan, kesia-siaan dan kesesatan.
Seharusnya hidup kita ini hanya untuk agenda Tuhan semata-mata. Kalau Tuhan mengadakan seseorang atau menciptakan seorang individu sejatinya Tuhan ingin memiliki anak. Anak yang dengan rela mengabdi kepada Bapa dan bersekutu dengan Bapa dalam kerelaan. Melalui proses mengukir kesadaran dalam nurani, bahwa kita adalah makhluk yang diciptakan untuk melayani kehendak-Nya, seseorang akan memiliki irama sebagai pelayan Tuhan. Irama ini akan dibawa sampai pada kekekalan.
Apa kehendak Tuhan Artikel Kristen

Tuhan menghendaki agar manusia hidup HANYA untuk melakukan keinginan-Nya.

Perlu diperhatikan bahwa kita bukan dipanggil sekadar menjadi orang beragama yang mengerti hukum dan melakukan hukum-hukum itu. Tetapi kita dipanggil sebagai makhluk -yang dalam kesadaran tinggi- bahwa kita hidup dalam semesta dimana ada Sang Penguasa yang aktif memerintah, dimana kita harus menundukkan diri sepenuh tanpa syarat kepada-Nya.
Inilah gairah hidup Tuhan Yesus:
“Makananku adalah melakukan kehendak Bapa dan menyelesaikan pekerjaan-Nya.”
Orang yang menyadari bahwa dirinya makhluk ciptaan pasti berusaha hidup hanya untuk kesukaan hati Penciptanya. Kesempatan di bumi untuk menyukakan hati Tuhan tidak lama. Tidak menghargai kesempatan ini sama dengan tidak menghargai Tuhan yang memberi kesempatan. Tetapi banyak orang tidak memedulikannya. Hal ini mirip dengan anak-anak yang tidak mengerti betapa tinggi resiko kehidupan seorang anak yang tidak mau belajar dengan giat mempersiapkan hari esoknya. Kegiatan hidupnya ditujukan kepada kegiatan yang lain, tidak mempersiapkan hari esok.
Semoga kita semua sadar apa kehendak Tuhan dalam hidup kita ini.
Tuhan memberkati saudara semua.
Syaloom.