Mencari Kehendak-Nya (I) – Menghadapi Tantangan dan Ujian
Khotbah Bpk. Paul Zacharia
Prolog:
Tantangan dan ujian adalah bagian kehidupan yang integral.
Terutama di tengah masyarakat yang sedang sakit parah seperti kita.
Tak ada manusia bisa bebas, atau menganggap diri bebas dari tantangan – apalagi krisis kita semakin kompleks dan terus mengalami eskalasi Masalahnya – kita sering menganggap cara Tuhan mengentaskan kita harus terjadi dalam kaidah atau perspektif waktu kita.
Bila sudah lewat batas kesabaran, bila sudah lewat durasi yang normatif – sesuai ekspektasi wajar – kita menganggap Tuhan sudah tidak menjawab doa kita.
Daud menunjukkan pengalamannya yang menarik tentang mencari kehendakNya saat menghadapi Tantangan dan Ujian.
II Sam. 5:17 Ketika didengar orang Filistin, bahwa Daud telah diurapi menjadi raja atas Israel, maka majulah semua orang Filistin untuk menangkap Daud.
Tetapi Daud mendengar hal itu, lalu ia pergi ke kubu pertahanan.
II Sam. 5:18 Ketika orang Filistin itu datang dan memencar di lembah Refaim,
bertanyalah Daud kepada TUHAN: “Apakah aku harus maju melawan orang Filistin itu? Akan Kauserahkankah mereka ke dalam tanganku?”
TUHAN menjawab Daud: “Majulah, sebab Aku pasti akan menyerahkan orang Filistin itu ke dalam tanganmu.”
II Sam. 5:20 Lalu datanglah Daud di Baal-Perasim dan memukul mereka kalah di sana. Berkatalah ia: “TUHAN telah menerobos musuhku di depanku seperti air menerobos.” Sebab itu orang menamakan tempat itu Baal-Perasim.
II Sam. 5:21 Orang Filistin itu meninggalkan berhalanya di sana, lalu Daud dan orang-orangnya mengangkatnya.
II Sam. 5:22 Ketika orang Filistin maju sekali lagi dan memencar di lembah Refaim, maka bertanyalah Daud kepada TUHAN, dan Ia menjawab:
“Janganlah maju, tetapi buatlah gerakan lingkaran sampai ke belakang mereka, sehingga engkau dapat menyerang mereka dari jurusan pohon-pohon kertau.
II Sam. 5:24 Dan bila engkau mendengar bunyi derap langkah di puncak pohon-pohon kertau itu, maka haruslah engkau bertindak cepat,
sebab pada waktu itu TUHAN telah keluar berperang di depanmu untuk memukul kalah tentara orang Filistin.”
II Sam. 5:25 Dan Daud berbuat demikian, seperti yang diperintahkan TUHAN kepadanya, maka ia memukul kalah orang Filistin, mulai dari Geba sampai dekat Gezer.
3 Hal Tentang Tantangan
& Ujian:
1. Tantangan sering justru datang setelah Sukses: Pengepungan yang dialami Daud, adalah setelah ia mengalami kejayaan merebut Yerusalem, mendirikan istana dengan bantuan Hiram, raja Tirus, bahkan menambah koleksi istri dan gundiknya. 2 SAM 5:10-16. Daud baru saja menaklukkan Yerusalem dan menahbiskannya sebagai Kota Daud. Dia sedang ada dalam puncak kejayaan, the pinnacle of a King’s success. Tiap kita harus berwaspada bahwa suatu sukses justru sering mengundang atensi iblis untuk menjatuhkan kita lewat berbagai cara. Tak terhitung banyaknya Pemimpin Rohani besar yang jatuh justru saat ada di puncak kejayaannya. Ingatkah bahwa Daud jatuh dalam dosa dengan Betseba justru karena ia menikmati kenyamanan kesuksesan. (2Sa 11:1) Pada pergantian tahun, pada waktu raja-raja biasanya maju berperang, maka Daud menyuruh Yoab maju beserta orang-orangnya dan seluruh orang Israel. Mereka memusnahkan bani Amon dan mengepung kota Raba, sedang Daud sendiri tinggal di Yerusalem.
(2Sa 11:2) Sekali peristiwa pada waktu petang, ketika Daud bangun dari tempat pembaringannya, lalu berjalan-jalan di atas sotoh istana, tampak kepadanya dari atas sotoh itu seorang perempuan sedang mandi; perempuan itu sangat elok rupanya. Biasanya saat-saat itu raja-raja maju berperang, tapi Daud memilih tinggal di Yerusalem. Satu iseng kecil di suatu sore, mengantarkan kejatuhan seluruh dinastinya. Ia lupa, tantangan sering justru datang setelah suatu sukses.
2. ‘Suksesmu bukan yang Pertama, Kegagalanmu bukan yang Terakhir’ (P.Octavianus) Seberat-beratnya sukses itu dicapai, sangat mungkin masih akan ada sukses lain yang menyusul. Sehebat-hebatnya kita mengatasi suatu kegagalan, masih sangat mungkin kita gagal lagi. Karena hidup adalah seri perjuangan tiada henti yang membutuhkan kemenangan tiada henti. Daud mengalami pertempuran bahkan sejak belum menjadi prajurit. Dia biasa bergulat dengan binatang buas yang mau menerkam dombanya. His life is full with battles. Seberapa sering dia menang, tidak membuatnya bebas dari peperangan. Seberapa berpengalaman setiap orang, tak ada yang menjamin dia tidak bisa gagal lagi.
3. Dalam pertolonganNyapun, tetap kitalah yang berperang, Tuhan hanya mendampingi & menguatkan: Tuhan tidak akan menolong orang yang malas dan tidak proaktif mengatasi masalahnya sendiri. Tidak ada pembebasan dari suatu keterbelengguan yang digratiskan, tanpa kontribusi iman kita. Perhatikan dalam dua kali pertempuran tadi, walaupun Tuhan memberi petunjuk dan bahkan menurunkan ‘pasukan surga-Nya’, Ia tetap meminta Daud yang maju secara fisik dan berhadapan sendiri dengan musuhnya. Perhatikan saat Yesus menyembuhkan orang-orang, Ia mengatakan: ‘ImanMU telah menyembuhkan engkau’!
2 Cara Tuhan Mendampingi: Instan atau Delayed?
1. Ba’al Perazim: (ay.17-21) =‘Lord of Breaches’ – Tuan Penerobosan/ Penerobosan Unggulan, Utama.
Cara Tuhan menolong Daud dalam pengepungan Filistin pertama adalah Konfrontatif – Agresif – MENEROBOS! Bahkan dikatakan seperti ‘air menerobos’. Air memiliki daya bongkar yang luar biasa, daya fleksibilitas yang luar biasa, tak ada celah yang tak dapat dimasuki. Kalau ada suatu kerusakan dam atau kebocoran kapal selam, terjadinya tidak perlu lewat lubang yang besar. Bahkan celah sehalus rambutpun dapat ditembus air untuk membuka jalan terhadap desakan dan daya perusak yang lebih dahsyat! Daud mungkin mengenang kemenangan-kemenangan spekatulernya dengan tulisannya Maz 71:16 Aku datang dengan keperkasaan-keperkasaan Tuhan ALLAH, hendak memasyhurkan hanya keadilan-Mu saja!
Ini cara Tuhan menolong yang instan dan tegas. Tak ada penundaan, tak ada waktu dibuang. Semua terjadi dengan segera, bahkan berhala unggulan musuhpun sampai dapat disita oleh Daud! (2 Sam 5:21) Suatu kemenangan yang diidamkan kita semua. Kuasa Tuhan memang mampu mengubahkan suatu situasi dengan sekejap. Tapi tidak semua pertempuran akan selesai dengan begitu menyenangkan.
2. Pohon Kertau/ Murbei: (ay.22-25)
Kertau = ‘Ba’ka’ = ‘weeping, menangis’. Pohon ini dahannya menjuntai ke bawah seperti orang berduka, sehingga disebut dengan Weeping Mulberry. Pohon ini menjadi lambang derita/airmata. Pohon ‘kertau’ ini bernama sama dengan yang ada di
Maz 84:6 Apabila melintasi lembah Baka, (valley of tears) mereka membuatnya menjadi tempat yang bermata air; bahkan hujan pada awal musim menyelubunginya dengan berkat.
Cara Tuhan menolong Daud dalam pengepungan Filistin yang kedua samasekali berbeda. Bila tadinya dengan langsung konfrontatif, agresif dan final, sekarang dengan cara mengitari, dan MENANTI SUARA ‘derap langkah di puncak pohon-pohon kertau.’ Tak ada gegap gempita! Yang ada hanya ketaatan penuh dan kepekaan mendengar desau derap suara tentara Surga di atas pohon!
Tidak masalah bila demi kemenangan harus lewat keprihatinan dan Air Mata, karena kelak di sana akan terbit Mata Air darimana akan mengalir air kehidupan!
6 Kiat Hadapi Ujian Dan Tantangan
1. MELAKUKAN PERSIAPAN PRIBADI: 2 Sam 5:17a
Tetapi Daud mendengar hal itu, lalu ia pergi ke kubu pertahanan.
Sebelum lakukan yang lain, Daud berkonsolidasi, menganalisa sikon dengan asisten-asistennya. Setiap tantangan harus dihadapi dengan realistis, harus ada penggalian data dan fakta. Tidak bisa hanya mengandalkan asumsi, iman dan ‘Haleluya’. Orang yang akan membangun menara harus menghitung anggarannya. Semua tantangan adalah pr kita untuk diurusi secara maksimal. Do Your Best and God Will Do the Rest!
2. MENCARI KEHENDAK TUHAN: 2 Sam 5:19
II Sam. 5:18 Ketika orang Filistin itu datang dan memencar di lembah Refaim,
bertanyalah Daud kepada TUHAN:
Daud tidak mengandalkan suksesnya dalam peperangan-peperangan lalunya. Juga saat merebut Yerusalem sebelumnya. Dia mencari kehendak Tuhan dalam situasi genting. Tantangan hidup harus dihadapi dengan mencari bisikan ilahi, baik melalui pembacaan Firman, pendampingan senior/ mitra rohani kita dan berbagai cara lain. Ini adalah rahasia sukses Daud, dan semua orang kudusNya dari berbagai abad dan tempat. Pergumulan kita pribadi dengan Firman Tuhan tidak dapat diganti dengan bentuk pelayanan apapun yang kita lakukan untukNya. Kerinduan mencari suaraNya harus mendarah daging bersenyawa dengan eksistensi kita.
Amo 5:4 Sebab beginilah firman TUHAN kepada kaum Israel: “Carilah Aku, maka kamu akan hidup!
3. MENGAKUI SUKSES DARI TUHAN:
II Sam. 5:20 Lalu datanglah Daud di Baal-Perasim dan memukul mereka kalah di sana. Berkatalah ia: “TUHAN telah menerobos musuhku di depanku seperti air menerobos.”
Daudlah yang memukul kalah musuhnya, tapi menyerukan/ menyaksikan bahwa Tuhanlah yang menerobos. Tak ada claim kemenangan ataupun pemuliaan diri. Semua keberhasilan kita adalah karena Tuhan yang memberinya kepada kita. Kadang kita sulit untuk mengungkapkan hal ini, karena setelah suatu sukses, dalam lubuk hati kita ada suara lain yang mengatakan: ‘hey, I’m good’ Kita juga mungkin saja mengakui sukses datang dariNya, tapi hanya dalam hati. Dalam kasus ini ‘BERKATALAH DAUD’ – Dia bersaksi tentang pertolongan Tuhan secara terbuka.
Yes 26:12 Ya TUHAN, Engkau akan menyediakan damai sejahtera bagi kami, sebab segala sesuatu yang kami kerjakan, Engkaulah yang melakukannya bagi kami.
4. MENGANDALKAN TUHAN TIAP KALI:
II Sam. 5:22 Ketika orang Filistin maju sekali lagi dan memencar di lembah Refaim, maka bertanyalah Daud kepada TUHAN…
Daud tidak gegabah menganggap pengepungan Filistin kedua kali dapat dihadapi dengan sama seperti sebelumnya. Perhatikan bahwa lokasi pengepungan tetap sama, musuh juga sama. Tentunya kecenderungan kita akan memilih menghadapi dengan cara yang sama. Paling-paling karena kali ini Filistin pasti lebih banyak, maka Daud bisa saja menambah juga jumlah pasukannya. Namun dia tidak gegabah ingin mengulang suksesnya dengan cara yang sama. Dengan penuh kerendahan hati ia datang lagi untuk bertanya. Berapa banyak kalipun kita menuai sukses, tak ada alasan untuk mengecualikan Tuhan dari apapun juga. Jangan sampai pengalaman kita sampai diandalkan untuk menghandle suatu sikon yang sama/ mirip. Dia rindu melanjutkan pertolongannya, setiap kali kita meminta!
Yer 31:3 Aku mengasihi engkau dengan kasih yang kekal, sebab itu AKU MELANJUTKAN KASIH SETIA-KU KEPADAMU.
5. MENAATI INSTRUKSI – MENAHAN DIRI
II Sam 5:23 maka bertanyalah Daud kepada TUHAN, dan Ia menjawab: “Janganlah maju, tetapi buatlah gerakan lingkaran sampai ke belakang mereka, sehingga engkau dapat menyerang mereka dari jurusan pohon-pohon kertau.
II Sam 5:24 Dan bila engkau mendengar bunyi derap langkah di puncak pohon-pohon kertau itu, maka HARUSLAH ENGKAU BERTINDAK CEPAT, SEBAB PADA WAKTU ITU TUHAN TELAH KELUAR BERPERANG DI DEPANMU untuk memukul kalah tentara orang Filistin.”
Betapa surprisenya Daud mendengar jawabanNya! Satu instruksi yang akan sangat tak populer untuknya! Apalagi untuk semua jendral dan pasukannya! Mengapa kemenangan yang lalu tidak dapat diulangi, menerobos dengan gagah perkasa? Daud harus berubah strategi total menghadapi pengepungan kali ini. Bukan jumlah pasukan yang lebih banyak – untuk menangani musuh yang pasti lebih banyak! Bukan alat-alat atau strategi yang nampak jitu, cerdik dan mewah.
Yang dibutuhkan adalah ketaatan pada permintaan yang mustahil dan irasional: menanti suara derap di atas pohon!
Mungkin sekali pasukan dan para panglimanya berpikir: Sedangkan dahan pohon murbei/ kertau itu sudah menjuntai lemah ke bumi, bagaimana mungkin ia ‘menahan derap suatu barisan?’
Daud harus bisa membuat pasukannya taat dan melakukan tugas ‘berat’ ini.
Yang dilakukan adalah mengepung pasukan Filistin dalam perlindungan pohon=pohon murbei… Pasukannya lebih terlatih mengayunkan pedang daripada duduk dan diam-diam!
Tuhan tidak selalu menolong kita dengan terobosan-terobosan mujizat yang menghebohkan. Tuhan sering mengajak kita masuk dalam kerendahan hati, keprihatinan doa dan penantian yang sabar dan tekun akan jawabanNya.
Untuk bisa membedakan desir angin di atas pohon dengan suara derap langkah pasukan Surga tentu bukan urusan sederhana!
Pasti dibutuhkan ketenangan dan kewaspadaan menanti sign yang ‘audible’ itu. Semua kesibukan dan kegaduhan hidup kita bisa meredupkan bisikan-bisikan halus Tuhan dalam mengarahkan dan mendampingi perjuangan kita menghadapi tantangan kehidupan. Terutama tantangan yang nampaknya biasa-biasa saja. Berwaspadalah bila dalam hati ada pikiran: I can handle this one. I did it before.
6. MENUNTASKAN TUGAS: 2 Sam 5:25
II Sam. 5:25 Dan Daud berbuat demikian, seperti yang diperintahkan TUHAN kepadanya, maka ia memukul kalah orang Filistin, mulai dari Geba sampai dekat Gezer.
Sekali lagi tampak, bahwa pertempuran tetap harus kita selesaikan, setelah Tuhan memberi sign/ restuNya! Tidak ada kemenangan cuma-cuma! Harus ada perebutan atas lahan musuh yang sudah dibuka Tuhan. Perjuangan dalam kehidupan harus dituntaskan sampai selesai. Ingat bagaimana Daud mengalahkan Goliat? Memang batu katepelnya diarahkan Sang Tangan sehingga tepat mengenai dahi Goliat, tapi dia harus memastikan Goliat tidak hanya pingsan!
1 Sam 17:51 Daud berlari mendapatkan orang Filistin (Goliat) itu, lalu berdiri di sebelahnya; diambilnyalah pedangnya, dihunusnya dari sarungnya, lalu menghabisi dia.
Resume: 6 Kiat mengatasi Tantangan dan Ujian Kehidupan:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar